SuratAs-Saffat- Barisan-barisan Pilih Surat 1. Surat Al-Fatihah2. Surat Al-Baqarah3. Surat Ali `Imran4. Surat An-Nisa`5. Surat Al-Ma`idah6. Surat Al-An`am7. Surat Al-A'raf8. Surat Al-Anfal9. Surat At-Taubah10. Surat Yunus11. Surat Hud12. Surat Yusuf13. Surat Ar-Ra'd14. Surat Ibrahim15. Surat Al-Hijr16. Surat An-Nahl17. Surat Al-Isra`18.
AmalanMalam Jumat, Bacaan Surat As-Saffat Lengkap Ayat 1-100 Lengkap Arab, Latin dan Terjemahannya "Hari baik yang paling baik ketika terbitnya matahari adalah hari Jumat. Pada hari itu saat Adam diciptakan, Adam dimasukkan ke surga, dan kemudian be Berikut Bacaan Surat As-Saffat Ayat 1-100 untuk Dibaca pada Malam Jumat, Amalan agar Doa
Vay Tiền Nhanh Ggads. وَٱلصَّٰٓفَّٰتِ صَفًّا Arab-Latin Waṣ-ṣāffāti ṣaffāArtinya Demi rombongan yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya], Yasin 83 ✵ As-Saffat 2 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Mendalam Berkaitan Dengan Surat As-Saffat Ayat 1 Paragraf di atas merupakan Surat As-Saffat Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penafsiran dari berbagai ahli tafsir mengenai kandungan surat As-Saffat ayat 1, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia1-4. Allah bersumpah dengan malaikat-maliakatNya yang beribadah dengan berbaris-baris sangat rapi, Allah bersumpah juga dengan malaikat-malaikat yang menggiring awan dengan perintah Allah, Allah bersumpah juga dengan malaikat-malaikat yang melantunkan dzkir kepada Allah dan firmanNya. Bahwa sesungguhnya sesembahan kalian wahai manusia adalah esa, tidak ada sekutu bagiNya, maka ikhlaskanlah ibadah dan ketaatan hanya kepadaNya. Allah swt bersumpah dengan makhlukNya yang Dia kehendaki. Adapun makhluk, dia hanya boleh bersumpah dengan nama Allah saja, karena sumpah dengan nama selain Allah adalah syirik.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram1. Allah bersumpah dengan para malaikat yang berbaris rapi dalam beribadah kepada-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah1-3. Allah bersumpah menggunakan para malaikat yang sedang berbaris dengan rapi dan penuh ketaatan dan kesiapan untuk menerima perintah dari Allah. Dalam hadits disebutkan “Tidakkah kalian berbaris sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Tuhan mereka?” Maka kamipun bertanya “Wahai Rasullah, bagaimana para Malaikat berbaris di hadapan Tuhan mereka?” Beliau bersabda “Mereka menyempurnakan barisan-barisan pertama terlebih dahulu dan saling merapikan dan meluruskan barisan.” Shahih Muslim, bab perintah untuk tenang dalam shalat, no. 430. Dan Allah juga bersumpah dengan para malaikat yang sedang menggiring awan dan sebagainya menuju tempat yang Allah tentukan dan kehendaki. Dan Allah bersumpah yang ketiga kalinya menggunakan para malaikat yang senantiasa membaca ayat-ayat Allah bagi para rasul-Nya, dan yang senantiasa bertasbih, bertahmid, dan bertakbir dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah1. وَالصّٰٓفّٰتِ صَفًّا Demi rombongan yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya Mereka adalah para malaikat yang berbaris di langit seperti barisan manusia yang mendirikan shalat di dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa para malaikat itu meluruskan sayap mereka di angkasa layaknya burung-burung, mereka berdiri di sana sampai Allah memerintahkan mereka dengan apa yang Dia kehendaki.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahKeutamaan An-Nasa’I mengatakan dari Abdullah bin Umar RA berkata bahwa Rasulullah SAW dulu memerintahkan kami untuk meringankan shalat dan memperkuat iman kami dengan membaca Ash-Shaffat 1-2. Aku bersumpah demi para malaikat yang berbaris-baris di langit untuk beribadah dan menunggu perintah Tuhannya. Lalu malaikat yang mengendalikan awan, yaitu mengendarainya📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDemi malaikat yang berbaris bersaf-saf} Aku bersumpah demi malaikat yang berbaris beraf-saf menjadi satu untuk menyembah dalam beribadahMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H1-4 ini sumpah dari Allah dengan malaikat-malaikatNya yang mulia dalam kondisi ibadah mereka dan pengaturan yang mereka jalankan berdasarkan izin Rabbnya, dalam menegaskan uluhiyah dan rububiyahNya, seraya berfirman, “demi rombongan yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya,” maksudnya, berbaris dalam mengabdi kepada Rabbnya. Mereka adalah para malaikat. “dan demi rombongan yang melarang dengan sebenar-benarnya,” mereka adalah para malaikat yang menahan awan dan lain-lain berdasarkan perintah Allah. “dan demi rombongan yang membacakan pelajaran,” mereka adalah para malaikat yang membacakan firman Allah oleh karena mereka selalu tunduk kepada Rabbnya dan beribadahlah di dalam pengabdian kepadaNya dan mereka tidak pernah mendurhakaiNya sekejap matapun, maka Allah bersumpah dengan mereka menegaskan uluhiyahNya, seraya berfirman “sesungguhnya sesembahanmu benar-benar Esa,” Dia tidak mempunyai sekutu di dalam status sebagai tuhan yang berhak disembah, maka dari itu ikhlaskanlah rasa cinta, takut dan harapan, serta segala bentuk ibadah kepadaNya.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat As-Saffat ayat 1 1-4. Allah bersumpah dala permulaan surat ini dengan bersumpah dengan para malaikat, Allah berkata Aku bersumpah dengan para malaikat yang bershaf-shaf dalam beribadah dan ketika taat atas Tuhan mereka dalam barisan-barisan yang besar sebagaimana barisan-barisan orang yang shalat. Aku bersumpah dengan malaikat yang menggiring awan agar turun hujan sebagaiamana yang diperintahkan kepada mereka. Aku bersumpah dengan malaikat yang menjadikan dan membacakan Al Qur’an yang terus menerus dengan tanpa mereka-reka. Bahwasanya Tuhanmu wahai manusia, adalah Tuhan yang satu tidak ada sekutu bagi-Nya, maka ikhlaskanlah olehmu dalam peribadatan dan tinggalkanlah sesembahan-sesembahan ini yang berbentuk maupun tidak memiliki bentuk yang engkau sembah selain Allah. Allah bersumpah sekehendak-Nya atas makhluk-Nya, adapun untuk makhluk, maka tidak dibenarkan bersumpah dengan sesuatupun selain Allah, karena sumpah kepada selain Allah adalah kesyirikan, yaitu sebagian dari syirik yang kecil dimana tidak mengeluarkan dari islam, akan tetapi yang bersumpah dalam bahaya yang besar.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, ini merupakan sumpah dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan para malaikat yang mulia yang beribadah dan mengurus beberapa urusan dengan izin Tuhannya, di mana isi sumpahnya adalah untuk menunjukkan keberhakan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk diibadahi dan menunjukkan rububiyyahkepengaturan-Nya terhadap alam semesta. Yang dimaksud dengan rombongan yang bershaf-shaf ialah para malaikat yang berbaris dalam beribadah, atau makhluk lain seperti dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat As-Saffat Ayat 1Bila pada akhir surah y's'n Allah menjelaskan keesaan dan kekuasaan-Nya pada hari kiamat, pada permulaan surah ini Allah menegaskan bukti kekuasaan-Nya di alam raya. Demi rombongan malaikat yang berbaris bersaf-saf dengan rapi dalam melaksanakan tugas dan perintah Allah;2. Demi rombongan malaikat yang mencegah dengan sungguh-sungguh pelaku tindakan menyimpang, dalam rangka menegakkan aturan dan keseimbangan alam;.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian sekumpulan penjelasan dari para mufassirun terhadap kandungan dan arti surat As-Saffat ayat 1 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita bersama. Sokong dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Paling Sering Dibaca Ada ratusan halaman yang paling sering dibaca, seperti surat/ayat Ath-Thalaq 2-3, At-Takwir, At-Taubah 105, Al-Isra 26-27, Al-Baqarah 148, At-Tahrim 8. Termasuk At-Taubah 122, Al-Hujurat 10-12, Al-Alaq 1-5, Al-Mu’minun, Al-Insyiqaq, Al-Insyirah 8. Ath-Thalaq 2-3At-TakwirAt-Taubah 105Al-Isra 26-27Al-Baqarah 148At-Tahrim 8At-Taubah 122Al-Hujurat 10-12Al-Alaq 1-5Al-Mu’minunAl-InsyiqaqAl-Insyirah 8 Pencarian surah at taha ayat 39, yunus 91, albaqarah 188, wasaturadduuna, al isra ayat 105 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Surat As-Saffat - Surah As-Saffat adalah surat Al-Quran yang ke 37 berjumlah 182 ayat, termasuk kedalam surat dan diturunkan di kota Mekkah, As-Saffat artinya adalah "Barisan-Barisan".Berikut adalah Surat Arab,Latin, Terjemahan,Tafsir, Mp3 beserta Tajwid Warna-Warninya Waṣ-ṣāffāti ṣaffā Demi rombongan malaikat yang berbaris bersaf-saf, Faz-zājirāti zajrā demi rombongan yang mencegah dengan sungguh-sungguh, فَٱلتَّـٰلِيَـٰتِ ذِكْرًا Fat-tāliyāti żikrā demi rombongan yang membacakan peringatan, إِنَّ إِلَـٰهَكُمْ لَوَٲحِدٌ Inna ilāhakum lawāḥid sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ ٱلْمَشَـٰرِقِ Rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa rabbul-masyāriq Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari. إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِزِينَةٍ ٱلْكَوَاكِبِ Innā zayyannas-samā`ad-dun-yā bizīnatinil-kawākib Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia yang terdekat, dengan hiasan bintang-bintang. وَحِفْظًا مِّن كُلِّ شَيْطَـٰنٍ مَّارِدٍ Wa ḥifẓam ming kulli syaiṭānim mārid Dan Kami telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka, لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلْمَلَإِ ٱلْأَعْلَىٰ وَيُقْذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ Lā yassamma'ụna ilal-mala`il-a'lā wa yuqżafụna ming kulli jānib mereka setan-setan itu tidak dapat mendengar pembicaraan para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, دُحُورًاۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ Duḥụraw wa lahum 'ażābuw wāṣib untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal, إِلَّا مَنْ خَطِفَ ٱلْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُۥ شِهَابٌ ثَاقِبٌ Illā man khaṭifal-khaṭfata fa atba'ahụ syihābun ṡāqib kecuali setan yang mencuri pembicaraan; maka ia dikejar oleh bintang yang menyala. فَٱسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَم مَّنْ خَلَقْنَآۚ إِنَّا خَلَقْنَـٰهُم مِّن طِينٍ لَّازِبِۭ Fastaftihim a hum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzib Maka tanyakanlah kepada mereka musyrik Mekah, “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ Bal 'ajibta wa yaskharụn Bahkan engkau Muhammad menjadi heran terhadap keingkaran mereka dan mereka menghinakan engkau. وَإِذَا ذُكِّرُواْ لَا يَذْكُرُونَ Wa iżā żukkirụ lā yażkurụn Dan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya. وَإِذَا رَأَوْاْ ءَايَةً يَسْتَسْخِرُونَ Wa iżā ra`au āyatay yastaskhirụn Dan apabila mereka melihat suatu tanda kebesaran Allah, mereka memperolok-olokkan. وَقَالُوٓاْ إِنْ هَـٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ Wa qālū in hāżā illā siḥrum mubīn Dan mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَـٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ A iżā mitnā wa kunnā turābaw wa 'iẓāman a innā lamab'ụṡụn Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan kembali? أَوَءَابَآؤُنَا ٱلْأَوَّلُونَ A wa ābā`unal-awwalụn dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu akan dibangkitkan pula?” قُلْ نَعَمْ وَأَنتُمْ دَٲخِرُونَ Qul na'am wa antum dākhirụn Katakanlah Muhammad, “Ya, dan kamu akan terhina.” فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌ وَٲحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ يَنظُرُونَ Fa innamā hiya zajratuw wāḥidatun fa iżā hum yanẓurụn Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya. وَقَالُواْ يَـٰوَيْلَنَا هَـٰذَا يَوْمُ ٱلدِّينِ Wa qālụ yā wailanā hāżā yaumud-dīn Dan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! Kiranya inilah hari pembalasan itu.” هَـٰذَا يَوْمُ ٱلْفَصْلِ ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ Hāżā yaumul-faṣlillażī kuntum bihī tukażżibụn Inilah hari keputusan yang dahulu kamu dustakan. ۞ ٱحْشُرُواْ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ وَأَزْوَٲجَهُمْ وَمَا كَانُواْ يَعْبُدُونَ Uḥsyurullażīna ẓalamụ wa azwājahum wa mā kānụ ya'budụn Diperintahkan kepada malaikat, “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah, مِن دُونِ ٱللَّهِ فَٱهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٲطِ ٱلْجَحِيمِ Min dụnillāhi fahdụhum ilā ṣirāṭil-jaḥīm selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. وَقِفُوهُمْۖ إِنَّهُم مَّسْــُٔولُونَ Waqifụhum innahum mas`ụlụn Tahanlah mereka di tempat perhentian, sesungguhnya mereka akan ditanya, مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ Mā lakum lā tanāṣarụn ”Mengapa kamu tidak tolong-menolong?” بَلْ هُمُ ٱلْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ Bal humul-yauma mustaslimụn Bahkan mereka pada hari itu menyerah kepada keputusan Allah. وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ Wa aqbala ba'ḍuhum 'alā ba'ḍiy yatasā`alụn Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling berbantah-bantahan. قَالُوٓاْ إِنَّكُمْ كُنتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ ٱلْيَمِينِ Qālū innakum kuntum ta`tụnanā 'anil-yamīn Sesungguhnya pengikut-pengikut mereka berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka, “Kamulah yang dahulu datang kepada kami dari kanan.” قَالُواْ بَل لَّمْ تَكُونُواْ مُؤْمِنِينَ Qālụ bal lam takụnụ mu`minīn Pemimpin-pemimpin mereka menjawab, “Tidak, bahkan kamulah yang tidak mau menjadi orang mukmin, وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُم مِّن سُلْطَـٰنِۭۖ بَلْ كُنتُمْ قَوْمًا طَـٰغِينَ Wa mā kāna lanā 'alaikum min sulṭān, bal kuntum qauman ṭāgīn sedangkan kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamu menjadi kaum yang melampaui batas. فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآۖ إِنَّا لَذَآئِقُونَ Fa ḥaqqa 'alainā qaulu rabbinā innā lażā`iqụn Maka pantas putusan azab Tuhan menimpa kita; pasti kita akan merasakan azab itu. فَأَغْوَيْنَـٰكُمْ إِنَّا كُنَّا غَـٰوِينَ Fa agwainākum innā kunnā gāwīn Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami sendiri, orang-orang yang sesat.” فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍ فِى ٱلْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ Fa innahum yauma`iżin fil-'ażābi musytarikụn Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab. إِنَّا كَذَٲلِكَ نَفْعَلُ بِٱلْمُجْرِمِينَ Innā każālika naf'alu bil-mujrimīn Sungguh, demikianlah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berbuat dosa. إِنَّهُمْ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ Innahum kānū iżā qīla lahum lā ilāha illallāhu yastakbirụn Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” Tidak ada tuhan selain Allah, mereka menyombongkan diri, وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓاْ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونِۭ Wa yaqụlụna a innā latārikū ālihatinā lisyā'irim majnụn dan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?” بَلْ جَآءَ بِٱلْحَقِّ وَصَدَّقَ ٱلْمُرْسَلِينَ Bal jā`a bil-ḥaqqi wa ṣaddaqal-mursalīn Padahal dia Muhammad datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul sebelumnya. إِنَّكُمْ لَذَآئِقُواْ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَلِيمِ Innakum lażā`iqul-'ażābil-alīm Sungguh, kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ Wa mā tujzauna illā mā kuntum ta'malụn Dan kamu tidak diberi balasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan, إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ Illā 'ibādallāhil-mukhlaṣīn tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari dosa, أُوْلَـٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُومٌ Ulā`ika lahum rizqum ma'lụm mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan, فَوَٲكِهُۖ وَهُم مُّكْرَمُونَ Fawākih, wa hum mukramụn yaitu buah-buahan. Dan mereka orang yang dimuliakan, Fī jannātin na'īm di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan, عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَـٰبِلِينَ 'alā sururim mutaqābilīn mereka duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. يُطَافُ عَلَيْهِم بِكَأْسٍ مِّن مَّعِينِۭ Yuṭāfu 'alaihim bika`sim mim ma'īn Kepada mereka diedarkan gelas yang berisi air dari mata air surga, بَيْضَآءَ لَذَّةٍ لِّلشَّـٰرِبِينَ Baiḍā`a lażżatil lisy-syāribīn warnanya putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنزَفُونَ Lā fīhā gauluw wa lā hum 'an-hā yunzafụn Tidak ada di dalamnya unsur yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya. وَعِندَهُمْ قَـٰصِرَٲتُ ٱلطَّرْفِ عِينٌ Wa 'indahum qāṣirātuṭ-ṭarfi 'īn Dan di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang bermata indah, dan membatasi pandangannya, كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ Ka`annahunna baiḍum maknụn seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik. فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ Fa aqbala ba'ḍuhum 'alā ba'ḍiy yatasā`alụn Lalu mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap. قَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ إِنِّى كَانَ لِى قَرِينٌ Qāla qā`ilum min-hum innī kāna lī qarīn Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu di dunia pernah mempunyai seorang teman, يَقُولُ أَءِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُصَدِّقِينَ Yaqụlu a innaka laminal-muṣaddiqīn yang berkata, “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan hari berbangkit? أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَـٰمًا أَءِنَّا لَمَدِينُونَ A iżā mitnā wa kunnā turābaw wa 'iẓāman a innā lamadīnụn Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan?” قَالَ هَلْ أَنتُم مُّطَّلِعُونَ Qāla hal antum muṭṭali'ụn Dia berkata, “Maukah kamu meninjau temanku itu?” فَٱطَّلَعَ فَرَءَاهُ فِى سَوَآءِ ٱلْجَحِيمِ Faṭṭala'a fa ra`āhu fī sawā`il-jaḥīm Maka dia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. قَالَ تَٱللَّهِ إِن كِدتَّ لَتُرْدِينِ Qāla tallāhi ing kitta laturdīn Dia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku, وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّى لَكُنتُ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَ Walau lā ni'matu rabbī lakuntu minal-muḥḍarīn dan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” أَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِينَ A fa mā naḥnu bimayyitīn Maka apakah kita tidak akan mati? إِلَّا مَوْتَتَنَا ٱلْأُولَىٰ وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ Illā mautatanal-ụlā wa mā naḥnu bimu'ażżabīn Kecuali kematian kita yang pertama saja di dunia, dan kita tidak akan diazab di akhirat ini?” إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ Inna hāżā lahuwal-fauzul-'aẓīm Sungguh, ini benar-benar kemenangan yang agung. لِمِثْلِ هَـٰذَا فَلْيَعْمَلِ ٱلْعَـٰمِلُونَ Limiṡli hāżā falya'malil-'āmilụn Untuk kemenangan serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal. أَذَٲلِكَ خَيْرٌ نُّزُلاً أَمْ شَجَرَةُ ٱلزَّقُّومِ A żālika khairun nuzulan am syajaratuz-zaqqụm Apakah makanan surga itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. إِنَّا جَعَلْنَـٰهَا فِتْنَةً لِّلظَّـٰلِمِينَ Innā ja'alnāhā fitnatal liẓ-ẓālimīn Sungguh, Kami menjadikannya pohon zaqqum itu sebagai azab bagi orang-orang zalim. إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِىٓ أَصْلِ ٱلْجَحِيمِ Innahā syajaratun takhruju fī aṣlil-jaḥīm Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim, طَلْعُهَا كَأَنَّهُۥ رُءُوسُ ٱلشَّيَـٰطِينِ ṭal'uhā ka`annahụ ru`ụsusy-syayāṭīn Mayangnya seperti kepala-kepala setan. فَإِنَّهُمْ لَأَكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِــُٔونَ مِنْهَا ٱلْبُطُونَ Fa innahum la`ākilụna min-hā famāli`ụna min-hal buṭụn Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya buah pohon itu, dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya zaqqum. ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ ṡumma inna lahum 'alaihā lasyaubam min ḥamīm Kemudian sungguh, setelah makan buah zaqqum mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas. ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى ٱلْجَحِيمِ ṡumma inna marji'ahum la`ilal-jaḥīm Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim. إِنَّهُمْ أَلْفَوْاْ ءَابَآءَهُمْ ضَآلِّينَ Innahum alfau ābā`ahum ḍāllīn Sesungguhnya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat, فَهُمْ عَلَىٰٓ ءَاثَـٰرِهِمْ يُهْرَعُونَ Fa hum 'alā āṡārihim yuhra'ụn lalu mereka tergesa-gesa mengikuti jejak nenek moyang mereka. وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ ٱلْأَوَّلِينَ Wa laqad ḍalla qablahum akṡarul-awwalīn Dan sungguh, sebelum mereka Suku Quraisy, telah sesat sebagian besar dari orang-orang yang dahulu, وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِم مُّنذِرِينَ Wa laqad arsalnā fīhim munżirīn dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pemberi peringatan di kalangan mereka. فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُنذَرِينَ Fanẓur kaifa kāna 'āqibatul-munżarīn Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu, إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ Illā 'ibādallāhil-mukhlaṣīn kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa. وَلَقَدْ نَادَٮٰنَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ ٱلْمُجِيبُونَ Wa laqad nādānā nụḥun fa lani'mal-mujībụn Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa. وَنَجَّيْنَـٰهُ وَأَهْلَهُۥ مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ Wa najjaināhu wa ahlahụ minal-karbil-'aẓīm Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلْبَاقِينَ Wa ja'alnā żurriyyatahụ humul-bāqīn Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْأَخِرِينَ Wa taraknā 'alaihi fil-ākhirīn Dan Kami abadikan untuk Nuh pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian; سَلَـٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِى ٱلْعَـٰلَمِينَ Salāmun 'alā nụḥin fil-'ālamīn ”Kesejahteraan Kami limpahkan atas Nuh di seluruh alam.” إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ Innā każālika najzil-muḥsinīn Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ Innahụ min 'ibādinal-mu`minīn Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. ثُمَّ أَغْرَقْنَا ٱلْأَخَرِينَ ṡumma agraqnal-ākharīn Kemudian Kami tenggelamkan yang lain. ۞ وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِۦ لَإِبْرَٲهِيمَ Wa inna min syī'atihī la`ibrāhīm Dan sungguh, Ibrahim termasuk golongannya Nuh. إِذْ جَآءَ رَبَّهُۥ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ Iż jā`a rabbahụ biqalbin salīm Ingatlah ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci, إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَاذَا تَعْبُدُونَ Iż qāla li`abīhi wa qaumihī māżā ta'budụn ingatlah ketika dia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu? أَئِفْكًا ءَالِهَةً دُونَ ٱللَّهِ تُرِيدُونَ A ifkan āliḥatan dụnallāhi turīdụn Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu? فَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ Fa mā ẓannukum birabbil-'ālamīn Maka bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan seluruh alam?” فَنَظَرَ نَظْرَةً فِى ٱلنُّجُومِ Fa naẓara naẓratan fin-nujụm Lalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang, Fa qāla innī saqīm kemudian dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku sakit.” فَتَوَلَّوْاْ عَنْهُ مُدْبِرِينَ Fa tawallau 'an-hu mudbirīn Lalu mereka berpaling dari dia dan pergi meninggalkannya. فَرَاغَ إِلَىٰٓ ءَالِهَتِهِمْ فَقَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ Fa rāga ilā ālihatihim fa qāla alā ta`kulụn Kemudian dia Ibrahim pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu dia berkata, “Mengapa kamu tidak makan? مَا لَكُمْ لَا تَنطِقُونَ Mā lakum lā tanṭiqụn Mengapa kamu tidak menjawab?” فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبَۢا بِٱلْيَمِينِ Fa rāga 'alaihim ḍarbam bil-yamīn Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya. فَأَقْبَلُوٓاْ إِلَيْهِ يَزِفُّونَ Fa aqbalū ilaihi yaziffụn Kemudian mereka kaumnya datang bergegas kepadanya. قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ Qāla a ta'budụna mā tan-ḥitụn Dia Ibrahim berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu? وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ Wallāhu khalaqakum wa mā ta'malụn Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” قَالُواْ ٱبْنُواْ لَهُۥ بُنْيَـٰنًا فَأَلْقُوهُ فِى ٱلْجَحِيمِ Qālubnụ lahụ bun-yānan fa alqụhu fil-jaḥīm Mereka berkata, “Buatlah bangunan perapian untuknya membakar Ibrahim; lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.” فَأَرَادُواْ بِهِۦ كَيْدًا فَجَعَلْنَـٰهُمُ ٱلْأَسْفَلِينَ Fa arādụ bihī kaidan fa ja'alnāhumul-asfalīn Maka mereka bermaksud memperdayainya dengan membakarnya, namun Allah menyelamatkannya, lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina. وَقَالَ إِنِّى ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّى سَيَهْدِينِ Wa qāla innī żāhibun ilā rabbī sayahdīn Dan dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi menghadap kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku. رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang yang saleh.” فَبَشَّرْنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِيمٍ Fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīm Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar Ismail. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ Fa lammā balaga ma'ahus-sa'ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif'al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia Ismail menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ Fa lammā aslamā wa tallahụ lil-jabīn Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, untuk melaksanakan perintah Allah. وَنَـٰدَيْنَـٰهُ أَن يَـٰٓإِبْرَٲهِيمُ Wa nādaināhu ay yā ibrāhīm Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآۚ إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ Qad ṣaddaqtar-ru`yā, innā każālika najzil-muḥsinīn sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلْبَلَـٰٓؤُاْ ٱلْمُبِينُ Inna hāżā lahuwal-balā`ul mubīn Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. وَفَدَيْنَـٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ Wa fadaināhu biżib-ḥin 'aẓīm Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْأَخِرِينَ Wa taraknā 'alaihi fil-ākhirīn Dan Kami abadikan untuk Ibrahim pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian, سَلَـٰمٌ عَلَىٰٓ إِبْرَٲهِيمَ Salāmun 'alā ibrāhīm ”Selamat sejahtera bagi Ibrahim.” كَذَٲلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ Każālika najzil-muḥsinīn Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ Innahụ min 'ibādinal-mu`minīn Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. وَبَشَّرْنَـٰهُ بِإِسْحَـٰقَ نَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ Wa basysyarnāhu bi`is-ḥāqa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. وَبَـٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَـٰقَۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ Wa bāraknā 'alaihi wa 'alā is-ḥāq, wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada pula yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ Wa laqad manannā 'alā mụsā wa hārụn Dan sungguh, Kami telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun. وَنَجَّيْنَـٰهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ Wa najjaināhumā wa qaumahumā minal-karbil-'aẓīm Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar, وَنَصَرْنَـٰهُمْ فَكَانُواْ هُمُ ٱلْغَـٰلِبِينَ Wa naṣarnāhum fa kānụ humul-gālibīn dan Kami tolong mereka, sehingga jadilah mereka orang-orang yang menang. وَءَاتَيْنَـٰهُمَا ٱلْكِتَـٰبَ ٱلْمُسْتَبِينَ Wa ātaināhumal-kitābal-mustabīn Dan Kami berikan kepada keduanya Kitab yang sangat jelas, وَهَدَيْنَـٰهُمَا ٱلصِّرَٲطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ Wa hadaināhumaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm dan Kami tunjukkan keduanya jalan yang lurus. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِى ٱلْأَخِرِينَ Wa taraknā 'alaihimā fil-ākhirīn Dan Kami abadikan untuk keduanya pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian, سَلَـٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ Salāmun 'alā mụsā wa hārụn ”Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun.” إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ Innā każālika najzil-muḥsinīn Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. إِنَّهُمَا مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ Innahumā min 'ibādinal-mu`minīn Sungguh, keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ Wa inna ilyāsa laminal-mursalīn Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul. إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَلَا تَتَّقُونَ Iż qāla liqaumihī alā tattaqụn Ingatlah ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa? أَتَدْعُونَ بَعْلاً وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ ٱلْخَـٰلِقِينَ A tad'ụna ba'law wa tażarụna aḥsanal-khāliqīn Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan Allah sebaik-baik pencipta. ٱللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ Allāha rabbakum wa rabba ābā`ikumul-awwalīn Yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?” فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ Fa każżabụhu fa innahum lamuḥḍarụn Tetapi mereka mendustakannya Ilyas, maka sungguh, mereka akan diseret ke neraka, إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ Illā 'ibādallāhil-mukhlaṣīn kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa, وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْأَخِرِينَ Wa taraknā 'alaihi fil-ākhirīn Dan Kami abadikan untuk Ilyas pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian. سَلَـٰمٌ عَلَىٰٓ إِلْ يَاسِينَ Salāmun 'alā ilyāsīn ”Selamat sejahtera bagi Ilyas.” إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ Innā każālika najzil-muḥsinīn Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ Innahụ min 'ibādinal-mu`minīn Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. وَإِنَّ لُوطًا لَّمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ Wa inna lụṭal laminal-mursalīn Dan sungguh, Lut benar-benar termasuk salah seorang rasul. إِذْ نَجَّيْنَـٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ أَجْمَعِينَ Iż najjaināhu wa ahlahū ajma'īn Ingatlah ketika Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya semua, إِلَّا عَجُوزًا فِى ٱلْغَـٰبِرِينَ Illā 'ajụzan fil-gābirīn kecuali seorang perempuan tua istrinya bersama-sama orang yang tinggal di kota. ثُمَّ دَمَّرْنَا ٱلْأَخَرِينَ ṡumma dammarnal-ākharīn Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain. وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِم مُّصْبِحِينَ Wa innakum latamurrụna 'alaihim muṣbiḥīn Dan sesungguhnya kamu penduduk Mekah benar-benar akan melalui bekas-bekas mereka pada waktu pagi, وَبِٱلَّيْلِۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ Wa bil-laīl, a fa lā ta'qilụn dan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti? وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ Wa inna yụnusa laminal-mursalīn Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul, إِذْ أَبَقَ إِلَى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ Iż abaqa ilal-fulkil-masy-ḥụn ingatlah ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُدْحَضِينَ Fa sāhama fa kāna minal-mud-ḥaḍīn kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. فَٱلْتَقَمَهُ ٱلْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ Faltaqamahul-ḥụtu wa huwa mulīm Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ Falau lā annahụ kāna minal-musabbiḥīn Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir bertasbih kepada Allah, لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ Lalabiṡa fī baṭnihī ilā yaumi yub'aṡụn niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan. ۞ فَنَبَذْنَـٰهُ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٌ Fa nabażnāhu bil-'arā`i wa huwa saqīm Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. وَأَنۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ Wa ambatnā 'alaihi syajaratam miy yaqṭīn Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. وَأَرْسَلْنَـٰهُ إِلَىٰ مِاْئَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ Wa arsalnāhu ilā mi`ati alfin au yazīdụn Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih, فَـَٔـامَنُواْ فَمَتَّعْنَـٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍ Fa āmanụ fa matta'nāhum ilā ḥīn sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu. فَٱسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ ٱلْبَنَاتُ وَلَهُمُ ٱلْبَنُونَ Fastaftihim a lirabbikal-banātu wa lahumul-banụn Maka tanyakanlah Muhammad kepada mereka orang-orang kafir Mekah, “Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?” أَمْ خَلَقْنَا ٱلْمَلَـٰٓئِكَةَ إِنَـٰثًا وَهُمْ شَـٰهِدُونَ Am khalaqnal-malā`ikata ināṡaw wa hum syāhidụn atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikannya? أَلَآ إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ Alā innahum min ifkihim layaqụlụn Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan, وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ Waladallāhu wa innahum lakāżibụn ”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta, أَصْطَفَى ٱلْبَنَاتِ عَلَى ٱلْبَنِينَ Aṣṭafal-banāti 'alal-banīn apakah Dia Allah memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ Mā lakum, kaifa taḥkumụn Mengapa kamu ini? Bagaimana caranya kamu menetapkan? A fa lā tażakkarụn Maka mengapa kamu tidak memikirkan? أَمْ لَكُمْ سُلْطَـٰنٌ مُّبِينٌ Am lakum sulṭānum mubīn Ataukah kamu mempunyai bukti yang jelas? فَأْتُواْ بِكِتَـٰبِكُمْ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ Fa`tụ bikitābikum ing kuntum ṣādiqīn Kalau begitu maka bawalah kitabmu jika kamu orang yang benar. وَجَعَلُواْ بَيْنَهُۥ وَبَيْنَ ٱلْجِنَّةِ نَسَبًاۚ وَلَقَدْ عَلِمَتِ ٱلْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ Wa ja'alụ bainahụ wa bainal-jinnati nasabā, wa laqad 'alimatil-jinnatu innahum lamuḥḍarụn Dan mereka mengadakan hubungan nasab keluarga antara Dia Allah dan jin. Dan sungguh, jin telah mengetahui bahwa mereka pasti akan diseret ke neraka, سُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ Sub-ḥanallāhi 'ammā yaṣifụn Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan, إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ Illā 'ibādallāhil-mukhlaṣīn kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa. فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ Fa innakum wa mā ta'budụn Maka sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu, مَآ أَنتُمْ عَلَيْهِ بِفَـٰتِنِينَ Mā antum 'alaihi bifātinīn tidak akan dapat menyesatkan seseorang terhadap Allah, إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ ٱلْجَحِيمِ Illā man huwa ṣālil-jaḥīm kecuali orang-orang yang akan masuk ke neraka Jahim. وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌ مَّعْلُومٌ Wa mā minnā illā lahụ maqāmum ma'lụm Dan tidak satu pun di antara kami malaikat melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu, وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلصَّآفُّونَ Wa innā lanaḥnuṣ-ṣāffụn dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan dalam melaksanakan perintah Allah. وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلْمُسَبِّحُونَ Wa innā lanaḥnul-musabbiḥụn Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih kepada Allah. وَإِن كَانُواْ لَيَقُولُونَ Wa ing kānụ layaqụlụn Dan sesungguhnya mereka orang kafir Mekah benar-benar pernah berkata, لَوْ أَنَّ عِندَنَا ذِكْرًا مِّنَ ٱلْأَوَّلِينَ Lau anna 'indanā żikram minal-awwalīn ”Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari kitab-kitab yang diturunkan kepada orang-orang dahulu, لَكُنَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ Lakunnā 'ibādallāhil-mukhlaṣīn tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan dari dosa.” فَكَفَرُواْ بِهِۦۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ Fa kafarụ bih, fa saufa ya'lamụn Tetapi ternyata mereka mengingkarinya Al-Qur'an; maka kelak mereka akan mengetahui akibat keingkarannya itu. وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلْمُرْسَلِينَ Wa laqad sabaqat kalimatunā li'ibādinal-mursalīn Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, إِنَّهُمْ لَهُمُ ٱلْمَنصُورُونَ Innahum lahumul-manṣụrụn yaitu mereka itu pasti akan mendapat pertolongan. وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلْغَـٰلِبُونَ Wa inna jundanā lahumul-gālibụn Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang. فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍ Fa tawalla 'an-hum ḥattā ḥīn Maka berpalinglah engkau Muhammad dari mereka sampai waktu tertentu, وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ Wa abṣir-hum, fa saufa yubṣirụn dan perlihatkanlah kepada mereka, maka kelak mereka akan melihat azab itu. أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ A fa bi'ażābinā yasta'jilụn Maka apakah mereka meminta agar azab Kami disegerakan? فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَآءَ صَبَاحُ ٱلْمُنذَرِينَ Fa iżā nazala bisāḥatihim fa sā`a ṣabāḥul-munżarīn Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang diperingatkan itu. وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍ Wa tawalla 'an-hum ḥattā ḥīn Dan berpalinglah engkau dari mereka sampai waktu tertentu. وَأَبْصِرْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ Wa abṣir, fa saufa yubṣirụn Dan perlihatkanlah, maka kelak mereka akan melihat azab itu. سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ Sub-ḥāna rabbika rabbil-'izzati 'ammā yaṣifụn Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan. وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ Wa salāmun 'alal-mursalīn Dan selamat sejahtera bagi para rasul. وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ Wal-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
37. QS. As-Saffat Barisan-Barisan 182 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالصّٰٓفّٰتِ صَفًّا Wassaaaffaati saffaa 1. Demi rombongan malaikat yang berbaris bersaf-saf, فَالزّٰجِرٰتِ زَجۡرًا Fazzaajiraati zajraa 2. demi rombongan yang mencegah dengan sungguh-sungguh, فَالتّٰلِيٰتِ ذِكۡرًا Fattaaliyaati Zikra 3. demi rombongan yang membacakan peringatan, اِنَّ اِلٰهَكُمۡ لَوَاحِدٌ Inna Illaahakum la Waahid 4. sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا وَرَبُّ الۡمَشَارِقِ Rabbus samaawaati wal ardi wa maa bainahumaa wa Rabbul mashaariq 5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari. اِنَّا زَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡيَا بِزِيۡنَةِ اۨلۡكَوَاكِبِۙ Innaa zaiyannas samaaa 'ad dunyaa biziinatinil kawaakib 6. Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia yang terdekat, dengan hiasan bintang-bintang. وَحِفۡظًا مِّنۡ كُلِّ شَيۡطٰنٍ مَّارِدٍۚ Wa hifzam min kulli Shaitaanim maarid 7. Dan Kami telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka, لَّا يَسَّمَّعُوۡنَ اِلَى الۡمَلَاِ الۡاَعۡلٰى وَيُقۡذَفُوۡنَ مِنۡ كُلِّ جَانِبٍۖ Laa yassamma 'uuna ilal mala il a'alaa wa yuqzafuuna min kulli jaanib 8. mereka setan-setan itu tidak dapat mendengar pembicaraan para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, دُحُوۡرًا ۖ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ وَّاصِبٌ Duhuuranw wa lahum 'azaabunw waasib 9. untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal, اِلَّا مَنۡ خَطِفَ الۡخَطۡفَةَ فَاَتۡبَعَهٗ شِهَابٌ ثَاقِبٌ Illaa man khatifal khatfata fa atba'ahuu shihaabun saaqib 10. kecuali setan yang mencuri pembicaraan; maka ia dikejar oleh bintang yang menyala. فَاسۡتَفۡتِهِمۡ اَهُمۡ اَشَدُّ خَلۡقًا اَمۡ مَّنۡ خَلَقۡنَاؕ اِنَّا خَلَقۡنٰهُمۡ مِّنۡ طِيۡنٍ لَّازِبٍ Fastaftihim ahum ashaddu khalqan am man khalaqnaa; innaa khalaqnaahum min tiinil laazib 11. Maka tanyakanlah kepada mereka musyrik Mekah, "Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. بَلۡ عَجِبۡتَ وَيَسۡخَرُوۡنَ Bal'ajibta wa yaskharuun 12. Bahkan engkau Muhammad menjadi heran terhadap keingkaran mereka dan mereka menghinakan engkau. وَاِذَا ذُكِّرُوۡا لَا يَذۡكُرُوۡنَ Wa izaa zukkiruu laa yazkuruun 13. Dan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya. وَاِذَا رَاَوۡا اٰيَةً يَّسۡتَسۡخِرُوۡنَ Wa izaa ra aw Aayatinw yastaskhiruun 14. Dan apabila mereka melihat suatu tanda kebesaran Allah, mereka memperolok-olokkan. وَقَالُوۡۤا اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ Wa qooluuu in haazaa illaa sihrum mubiin 15. Dan mereka berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. ءَاِذَا مِتۡنَا وَكُـنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبۡعُوۡثُوۡنَۙ 'A-izaa mitnaa wa kunnaa turaabanw wa 'izaaman 'ainnaa lamab'uusuun 16. Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan kembali? اَوَاٰبَآؤُنَا الۡاَوَّلُوۡنَؕ Awa aabaa'unal awwaluun 17. dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu akan dibangkitkan pula?" قُلۡ نَعَمۡ وَاَنۡـتُمۡ دٰخِرُوۡنَۚ Qul na'am wa antum daakhiruun 18. Katakanlah Muhammad, "Ya, dan kamu akan terhina." فَاِنَّمَا هِىَ زَجۡرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا هُمۡ يَنۡظُرُوۡنَ Fa innamaa hiya zajra tunw waahidatun fa izaa hum yanzuruun 19. Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya. وَقَالُوۡا يٰوَيۡلَنَا هٰذَا يَوۡمُ الدِّيۡنِ Qa qooluu yaa wailanaa haazaa Yawmud-Diin 20. Dan mereka berkata, "Alangkah celaka kami! Kiranya inilah hari pembalasan itu."
surat as saffat latin